zuzuhakim
2 min readMay 5, 2021

NODUS TOLLENS

Sementara duka abadi

Ditambah hidup di dunia fana

Ingin-ingin yang terbengkalai

Tanpa sebab menyelesaikan diri

Sementara hujan memaksa kita berteduh

Memaknainya dengan tabah

Meramu zaman-zaman yang terbuang

Kita takkan usai malam ini, sayang

Apakah dipersimpangan jalan

atau

Di trotoar jalan, kita saling termangu

Melihat kawanan burung terbang menuju kawah candradimuka

Menyaksikan bulan kekhawatiran,

juga, kegentingan

Yang memaksa kita melahapnya walau sedang tak lapar

Keadaan demi keadaan

Peristiwa demi peristiwa

Mengambil peran besar dalam komitmen kita

Menuju satu kepastian, yang entah iya atau tidak

Aku meragu, kau merayu

Kau bawa segelas mimpi yang kaubangun

Untuk bersama kita kesana

Sedangkan aku, hanya ada setumpahan kopi

Yang kukalungkan waktu per waktu

Itupun sempat menjadi penolakanmu

“Hidup hanya menunda kekalahan”

Sialnya, penyair itu mengendalikan pikiranku selama ini

Dan aku mengaminkannya

“Juga, hidup hanya melampiaskan kekecewaan pada mimpi tak jadi”

Aku menambahkannya, lebih rumit dari berisiknya jerit

Seketika waktu, pagi yang kau asuh

Tak segaris dengan malamku yang gegap gempita

Ia saling bertolak belakang

Saling menentang satu sama lain

Dari kisah-kisah kecemburuan

Sampai dongeng romantik, yang masih setengah manis

Aku pulang, kau pun ikut menggandeng

Kau ikat-gantungkan tangkai mawar

Dipergelangan kaki

Maksudmu agar aku tahu, bahwa, selama ini ada dedaunan

Merembet menuju dada

Dan itu adalah jelamaan kasihmu, yang, baru kali ini aku menyadari

Setengah dari ini semua

Ada doa yang kau rahasiakan

Begitupun aku

Tapi sekali lagi,

“Jika hidup adalah mimpi yang tak jadi, aku memilih menjadi mimpi itu”

“Akan jelas sudah keberadaannya. Tak seperti tangan kita yang terjerat”

-ZU

/2021

*Nodus Tollens : perasaan atau emosi yg datang ketika kita baru menyadari bahwa perjalanan hidup ini adalah perjalanan hidup tak biasa alias aneh.